Klarifikasi produsen air minum dalam kemasan (AMDK) ternama, Aqua, bahwa produknya tidak menggunakan air tanah dari sumur bor biasa dinilai tidak cukup. Peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr Destika Cahyana menekankan pentingnya kejujuran dan keterbukaan Aqua kepada konsumen mengenai sumber air yang digunakannya.
“Yang terpenting adalah kejujuran ke publik karena selama ini dianggap orang awam benar-benar dari mata air pegunungan seperti klaimnya. Jadi bisa saja diganti klaimnya, yaitu ‘dari aquifer dalam air pegunungan’. Kalau seperti itu tidak bohong jadinya,” kata Destika saat dihubungi bukalapak88.id di Jakarta, Jumat (24/10/2025).
Destika menyebut sebetulnya air mineral kemasan yang beredar di pasaran umumnya berasal dari sumur bor. Namun menurutnya hal tersebut tidak masalah sepanjang memenuhi kualitas air baku minum. “Sah-sah saja,” ucap ahli tanah ini.
Jadi, kata Destika, persoalan klaim saja mungkin yang harus diluruskan. “Aqua declare saja sebagai air mineral. Nggak usah pakai embel-embel air dari mata air di pegunungan,” tuturnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan di Indonesia untuk kualitas air mineral, air demineral, air embun sudah ada SNI dari BSN. “Setiap produk yang di pasaran biasanya sudah masuk kualitas sesuai standar SNI, jadi Aqua sebetulnya untuk kualitas air tidak ada masalah,” kata Destika.
Sebelumnya, muncul dugaan sumber air minum kemasan merek Aqua berasal dari sumur bor atau air tanah, bukan dari mata air pegunungan sebagaimana diklaim dalam iklan produk mereka selama ini.
Badan Perlindungan Konsumen Nasional Republik Indonesia (BPKN RI) siap memanggil manajemen dan Direktur utama PT Tirta Investama selaku produsen air minum kemasan merek Aqua terkait dugaan kasus tersebut.
“Kami akan memanggil pihak manajemen dan Direktur PT Tirta Investama untuk meminta klarifikasi resmi terkait sumber air yang digunakan dalam produksi Aqua. BPKN juga akan mengirim tim investigasi langsung ke lokasi pabrik guna memverifikasi kebenaran informasi tersebut,” kata Ketua BPKN Mufti Mubarok dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (23/10/2025).
Mufti menegaskan lembaganya telah menerima berbagai laporan dan pemberitaan publik mengenai hal tersebut dan akan mengambil langkah tegas untuk memastikan hak konsumen atas informasi yang benar, jelas, dan jujur sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Pihak Aqua sendiri sudah merespons isu yang viral di media sosial itu. Isu ini mencuat setelah kunjungan mendadak salah seorang tokoh pejabat publik yang menyoroti sumber air yang digunakan pabrik Aqua, yang dikira berasal dari sumur bor biasa.
Secara tegas, Aqua membantah tudingan tersebut. Melalui pernyataan resmi di situsnya, yang dikutip Kamis (23/10/2025), Aqua memastikan bahwa air yang mereka kemas berasal dari akuifer dalam –lapisan air tanah alami yang merupakan bagian integral dari sistem hidrogeologi pegunungan.
“Tidak benar. Kami memastikan menggunakan air dari akuifer dalam yang merupakan bagian dari sistem hidrogeologi pegunungan,” jelas Aqua.
Menurut perusahaan, air dari sumber tersebut terlindungi secara alami. Pemilihan dan pengambilan airnya pun telah melalui proses seleksi dan kajian ilmiah yang ketat oleh para ahli dari perguruan tinggi terkemuka, seperti Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Padjadjaran (Unpad). Bahkan, di beberapa titik, sumber air bersifat self-flowing atau mengalir secara alami ke permukaan.
Sumber : bukalapak88.id