Cannes, Prancis — pttogel Dunia hiburan internasional kembali diguncang oleh kontroversi dari karpet merah Festival Film Cannes 2025. Kali ini bukan soal film atau penghargaan, melainkan tentang penampilan seorang aktris yang menjadi sorotan tajam karena mengenakan gaun menerawang. Insiden tersebut diduga berujung pada tindakan tegas dari panitia, yaitu pengusiran secara halus dari area gala premiere.
Peristiwa ini sontak menjadi perbincangan hangat di media sosial dan platform berita global, memicu perdebatan antara batas kebebasan berekspresi dalam fashion dengan norma-norma kesopanan dalam acara internasional.
baca juga: sederet-fakta-skandal-foto-kades-dan-sekdes-di-lamongan-antara-etika-jabatan-dan-sorotan-publik
Penampilan yang Mengguncang Karpet Merah
Aktris yang tidak disebutkan namanya secara resmi dalam rilis panitia — namun dikaitkan oleh banyak warganet dengan sosok bintang muda dari Asia — tampil di red carpet dengan gaun tembus pandang berwarna nude, dihiasi hiasan kristal yang tipis dan minim pelapis kain dalam. Gaun tersebut memperlihatkan hampir seluruh lekuk tubuh sang aktris, hanya menyisakan area tertentu yang ditutupi desain strategis.
Meski terlihat memukau dan anggun dari jauh, lensa kamera yang tajam serta sorotan pencahayaan di karpet merah memperjelas keterbukaan ekstrem dari gaun tersebut, yang menurut sejumlah pihak dianggap terlalu vulgar untuk standar Festival Cannes.
Penampilan ini sontak mengundang decak kagum sekaligus kritik. Sebagian memuji keberanian dan ekspresi seni sang aktris, sementara sebagian lainnya menilai penampilannya tidak pantas untuk acara bergengsi dan bertaraf internasional.
Diduga Diusir oleh Panitia Cannes
Menurut laporan dari sejumlah media hiburan Eropa, setelah melenggang beberapa menit di karpet merah dan berpose di depan fotografer, sang aktris diminta meninggalkan area premiere oleh staf keamanan. Seorang saksi mata yang merupakan jurnalis mode mengungkapkan bahwa staf panitia Cannes mendekatinya secara sopan dan membisikkan sesuatu, sebelum aktris itu dengan wajah canggung meninggalkan lokasi.
Sampai saat ini, panitia Festival Cannes belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait insiden tersebut. Namun, beberapa pihak menyebut bahwa langkah tersebut dilakukan untuk menjaga “citra dan kesakralan acara”, mengingat Cannes dikenal memiliki etika berpakaian yang ketat sejak dulu.
Aturan Berbusana Cannes: Sejarah dan Kontroversi
Festival Film Cannes, sejak dahulu, menerapkan kode berpakaian formal yang cukup konservatif. Untuk wanita, long dress elegan dan sopan adalah aturan tak tertulis, sementara untuk pria diwajibkan menggunakan jas atau tuxedo.
Kontroversi terkait busana di Cannes bukan kali ini saja terjadi. Pada tahun-tahun sebelumnya, aktris seperti Kristen Stewart dan Julia Roberts juga sempat menjadi sorotan karena melanggar aturan berpakaian — dari tidak memakai heels hingga menolak dress code yang terlalu kaku.
Namun, kasus kali ini terasa berbeda karena gaun yang dikenakan dianggap terlalu menerawang dan borderline nudity, yang bahkan dalam dunia mode haute couture tetap dianggap ekstrem jika tidak dilengkapi dengan pelapis tambahan.
Reaksi Dunia Maya: Antara Dukungan dan Kritik
Media sosial langsung dibanjiri komentar dari netizen di seluruh dunia. Di Instagram, TikTok, dan Twitter (X), tagar seperti #CannesControversy, #SeeThroughDress, dan #FreedomInFashion menjadi trending.
Sebagian pengguna media sosial menyatakan solidaritas dengan sang aktris, menilai bahwa dunia seni seharusnya tidak mengatur tubuh dan ekspresi perempuan.
“Dia tampil sebagai karya seni, bukan sekadar selebriti. Dunia masih misoginis,” tulis salah satu akun pendukung.
Namun, tidak sedikit pula yang mengecam, menganggap bahwa kebebasan berekspresi tidak boleh digunakan sebagai pembenaran untuk berpakaian “tak senonoh” di ruang publik berskala global.
“Ada tempat dan waktunya. Cannes bukan runway mode ekstrim, ini festival film,” ujar salah satu pengguna asal Prancis.
Fashion vs Norma: Perdebatan Lama yang Kembali Muncul
Insiden ini membuka kembali perdebatan lama antara fashion sebagai ekspresi seni dan identitas, versus tanggung jawab sosial terhadap norma budaya dan etika publik. Dunia mode memang kerap menantang batas-batas konvensi, namun tidak semua audiens atau penyelenggara acara siap menerima pergeseran tersebut.
Menurut analis fashion internasional, Clara Doucet, tindakan panitia Cannes mungkin konservatif, namun dapat dimengerti dalam konteks branding acara.
“Cannes menjaga citranya sebagai ajang film kelas dunia, bukan hanya parade mode. Mereka tidak ingin festival ini berubah arah jadi panggung sensasi,” ujarnya kepada Vogue Europe.
Apa Kata Sang Aktris?
Hingga saat artikel ini ditulis, sang aktris belum memberikan pernyataan resmi. Namun, beberapa sumber dekat menyebut bahwa ia merasa kecewa dengan respons panitia dan tengah mempertimbangkan mengeluarkan klarifikasi dalam waktu dekat. Akun Instagram pribadinya juga telah mengunggah foto gaun tersebut dengan caption singkat: “This is me. Unapologetically.”
Banyak pihak kini menanti langkah lanjutan: apakah ia akan berbicara lantang soal perlakuan yang diterimanya? Atau akan memilih diam demi menjaga reputasinya di industri hiburan internasional?
Penutup: Ketika Busana Menjadi Isu Global
Insiden “gaun menerawang” ini kembali menunjukkan betapa besar kekuatan fashion dalam memengaruhi opini publik, membuka debat etika, dan bahkan menciptakan krisis diplomatik mini dalam ranah budaya global.
Apakah Festival Cannes perlu mengadaptasi diri dengan zaman, atau mempertahankan tradisi konservatif demi menjaga nilai artistik? Dan apakah seorang aktris salah jika memilih berekspresi melalui pakaian yang bagi sebagian orang terlalu berani?
Jawabannya mungkin tak pernah tunggal. Yang jelas, satu gaun bisa menciptakan percakapan yang lebih luas dari sekadar apa yang terlihat oleh mata.
sumber artikel: bukalapak88.id