Damaskus – Warga Suriah memadati berbagai titik di Damaskus dan kota-kota lain untuk merayakan satu tahun tumbangnya rezim Bashar al-Assad, menjelang puncak peringatan pada Senin, 8 Desember 2025.
Mengutip Al Jazeera, tanggal tersebut menandai hari “pembebasan” ibu kota sekaligus seluruh wilayah Suriah, setelah ofensif cepat yang dipimpin kelompok Islamis Hay’at Tahrir al-Sham (HTS) berhasil menggulingkan penguasa lama setahun sebelumnya.
Di sekitar Alun-alun Umayyad di Damaskus dan kota Hama, anak-anak tampak mengintip dari jendela kendaraan sambil mengibarkan bendera hijau, putih, dan hitam Suriah. Kembang api meledak di langit, klakson mobil bersahut-sahutan, dan kerumunan terus bertambah hingga dini hari Sabtu, 6 Desember 2025.
Banyak warga yang sebelumnya mengungsi atau berada di diaspora kembali untuk menyaksikan momen bersejarah ini. Salah satunya, Abu Taj, 24 tahun, menceritakan perjalanan hidupnya sejak meninggalkan Aleppo akibat konflik antara rezim dan oposisi. Ia sempat tinggal di Damaskus, Beirut, Arab Saudi, dan Mesir sebelum kembali ke Suriah lebih dari seminggu sebelum perayaan dimulai. “Budaya negara ini sekarang milik rakyat,” kata Abu Taj, dikutip Al Jazeera.
Bagi banyak warga, tumbangnya rezim al-Assad menandai berakhirnya era negara polisi yang dikenal brutal dengan praktik penyiksaan dan penghilangan paksa. Setelah puluhan tahun kekuasaan keluarga al-Assad sejak Hafez al-Assad memimpin pada 1970, momen ini membawa kelegaan bagi sebagian besar rakyat.
Tragedi dan Ketidakpastian Pasca-Rezim Lama
Meski euforia terasa, kekhawatiran juga muncul. Tahun pertama pasca-kejatuhan rezim Assad tidak lepas dari tragedi. Al Jazeera mencatat kekerasan sektarian meluas di wilayah pesisir pada Maret 2025 terhadap kelompok Alawite, dan kembali terjadi di Suwayda pada Juli 2025 terhadap kelompok Druze.
Dalam kedua insiden tersebut, pasukan yang diduga terkait rezim lama dituding memicu ketegangan, pembunuhan balasan, dan penargetan kelompok minoritas oleh pasukan yang disebut berafiliasi dengan rezim baru. Ketegangan lain sempat mengguncang Homs bulan lalu sebelum diredam aparat.
Di tengah catatan kelam itu, simbol-simbol perubahan mulai mendominasi ruang publik. Bendera baru Suriah berkibar di banyak sudut Damaskus. Umayyad Square menjadi pusat utama perayaan, dengan ribuan anak muda berkonvoi menggunakan minivan dan skuter sejak Jumat sore, 5 Desember 2025. Sisa kerusakan akibat serangan Israel ke Kementerian Pertahanan pada Juli 2025 masih terlihat di lokasi.
Harapan Baru untuk Suriah
Rahma al-Taha, seorang pengacara di Suriah, mengakui masa-masa awal pasca-pembebasan penuh ketidakpastian. Namun, ia menilai kondisi perlahan membaik sepanjang setahun terakhir.
“Segalanya lebih baik, dan setiap bulan kami melihat hal-hal baru,” ujar Rahma. “Ada harapan,” tambahnya, Damaskus, 5 Desember 2025.
Optimisme juga muncul dari sinyal pelonggaran sanksi berat Amerika Serikat terhadap Suriah, meski pemerintahan baru kini dipimpin Ahmed al-Sharaa, sosok yang sebelumnya menjadi buronan AS. Masyarakat berharap perubahan ini membawa stabilitas dan masa depan yang lebih cerah bagi negara yang telah lama dilanda konflik.
Sumber : bukalapak88.id