Tangerang: Wali Kota Tangerang, Sachrudin, resmi menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi mulai Desember 2025 hingga Maret 2026. Keputusan ini diambil sebagai respons atas peringatan dini BMKG yang memprediksi curah hujan pada akhir 2025 hingga awal 2026 akan meningkat signifikan akibat anomali iklim global.
Sachrudin menjelaskan bahwa sepanjang tahun 2025, Kota Tangerang mengalami peningkatan kasus banjir, genangan, dan angin kencang. Oleh karena itu, status siaga darurat ini bukan sekadar formalitas, tetapi seruan agar seluruh elemen masyarakat meningkatkan kewaspadaan. “Kita harus benar-benar siap. Ketika kesiapsiagaan tinggi, sering kali bencana dapat diminimalkan. Namun jika lengah, genangan kecil pun bisa berubah menjadi masalah besar,” ujarnya saat memimpin apel siaga bencana di Situ Cipondoh, Rabu, 10 Desember 2025.
Ia menegaskan bahwa pendekatan kebencanaan harus bergeser dari reaktif menjadi preventif. Tangerang perlu bergerak sebelum bencana datang, bukan saat musibah sudah terjadi. Menurutnya, penyebab bencana tidak hanya berasal dari tingginya curah hujan, tetapi juga merupakan dampak dari perilaku manusia.
Dalam arahannya kepada para camat dan lurah, Sachrudin meminta agar seluruh wilayah memperkuat kesiapsiagaan, mulai dari pengecekan drainase, pemetaan titik rawan, hingga mengerahkan relawan. “Saluran yang tersumbat sampah, sedimen yang menumpuk, dan drainase yang tidak berfungsi adalah masalah yang dihasilkan dari ulah manusia. Perbaikan lingkungan dimulai dari tindakan sederhana seperti menjaga kebersihan,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa apel siaga yang diikuti lebih dari 700 personel dari berbagai instansi menjadi momen untuk memperkuat koordinasi lintas sektor. “Dalam urusan kebencanaan, tidak boleh ada ego sektoral. Pemerintah, aparat, pihak swasta, dan relawan harus bergerak dalam satu komando,” jelasnya.
Selain menyiapkan mitigasi di wilayah Tangerang, Sachrudin juga menginstruksikan pengiriman personel BPBD dan tenaga medis untuk membantu penanganan bencana di beberapa daerah di Sumatra. Musibah yang menimpa Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, menurutnya, menjadi pengingat bahwa bencana tidak mengenal batas geografis.
“Atas nama Pemerintah Kota Tangerang, kami menyampaikan duka mendalam. Kami sudah mengirimkan personel BPBD beserta tim medis untuk membantu masyarakat di wilayah terdampak,” tutup Sachrudin.
Sumber : bukalapak88.id